Ustadz Ismail Asso: Politik dan Dakwah Tidak Dipisahkan Dalam Islam

 

foto ustadz Ismail Asso

Jakarta,metronewstv.com Tulisan secara sederhana ingij memberikan klarifikasi kalau bukan pencerahan pemahaman kekeliruan sebahagian kalangan khususnya dalam group ini soal seputar: “Antara Politik dan Da’wah (Agama) Apakah Terpisah”?

Jawabannya sebagai berikut:

1. Presiden Ke -4 Indonesia Kiay Haji Abdurrahman Wahid lebih populer dikenal sebagai Gus-Dur (Anak Kiay/Kerurunan Ulama atau Kiay) adalah seorang Ulama atau Kiay yang itu level ke-ulama-annya (kata ulama jamak (plural) dari asal kata ilmu/pengetahuan), diatas sebutan seorang Ustadz dalam pengertian khusus di Indonesia.

Jadi Gus-Dur (KH Abdurrahman Wahid) adalah seorang Ulama (orang yang berilmu pengetahuan khususnya agama sekaligus ahli ilmu pengetahuan umum dan ilmu kemasyarakatan (politik) termasuk ahli dalam berbagai tata kelola pemerintahan dalam negara. 

Beliau sebelum jadi Presiden RI, jabatan terakhirnya adalah Pengurus Besar Nahdtatul Ulama (PBNU), yakni Organisaasi perkumpulan para Kiay, para Ustadz, para Ulama, pimpinan Pondok-Pondok Pesantren seluruh Indonesia. 

Terbukti Gus-Dur, selain seorang ulama pemikir Islam sekaligus ulama dalam berbagai bidang pengetahuan menjadi Presiden Republik Indonesia ke -4 (empat).

2. Wakil Presiden Republik Indonesia saat ini adalah Kiaya Haji (KH) Ma’ruf Amin. Beliau Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yakni perkumpulan para ahli agama lintas organisasi se-Indonesia.

3. Wakil Presiden Hamah Haz dari Partai PPP juga tak kurang keulamaannya yang pernah menjadi Wakil Presiden Ibu Megawati Soekarno Putri.

4. Wakil Presiden dua Presiden sekaligus dua periode, Haji Muhammad Jusuf Kalla juga seorang ulama Selain seorang Pengusaha Besar, beliau punya latar belakang keagamaan yang cukup dalam dan kuat.

5. Presiden Pertama Ir Soekarno dan Muhammad Hatta yang keduanya sekaligus proklamator adalah para ulama sekaligus negarawan.

Untuk menyebut beberapa contoh dari dalam negara Indonesia belum menyebut negara lain, misalnya Presiden negara-negara Barat, Amerika, Asia dan Afrika.

Inti pesan mau disampaikan disini adalah, dalam tradsisi masyarakat beragama Islam tidak mengenal pemisahan antara kaisar dan Gereja sebagaimana dalam agama Kristen.

Dalam masyarakat islam menata pemerintahan harus jujur adil benar agar berkenan sesaui kehendak pencipta (Tuhan), dan seluruh orientasi pengabdian dalam pelaksanaan pemerintahan maupun kemasyarakatan secara keseluruhan sesuai kehendak masyarakat karena suara rakyat adalah suara Tuhan.

Ketika pertama Nabi Muhamamd diutus Tuhan menjadi Nabi di Mekkah dan menyiarkan dirinya menerima wahyu Tuhan, orang-orang Mekkah mengusir Nabi dan para pengikutnya.

Ketika itu para pengikut Nabi Muhammad melarikan diri (mengungsi) ke Afrika tepatnya ke Negeri Habasyah yang sekarang negara Ethiopia.

Kala itu pengungsi dari Mekkah berjumlah 16 orang, laki-laki 11, perempuan 6 orang.

Raja Ethiopia bernama Najasi adalah seorang Katolik Koptik, dan menjadikan negaranya sebagai negara Kristen di Benua Afrika, setelah tidak begitu lama menerima pengajaran Kristen dari Utusan Roma. Bahkan Raja yang terkenal sangat adil dan bijaksana serta penuh kasih itu untuk pertama kalinya mencetak mata uang Koin dengan logo gambar salib.

Para pengungsi dari Mekkah yang tidak lain pengikut Nabi Muhammad yang baru saja memeluk Islam Menyelamatkan diri mengungsi ke Raja Kristen Koptik Timur Etiopia dari kejaran dan kejahatan orang-orang kafir Qurays Mekkah.

Tetua Adat dan pemuka masyarakat (tokoh adat) MEKKAH menolak pengakuan Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan (Nabi). Bahkan mereka ingin membunuhnya sehingga seluruh pengikut Nabi Muhammad melarikan diri (atau mengungsi, berimigrasi pertama dalam sejarah peradaban umat manusia ke negara lain yakni ke Etiopia Afrika Timur). 

Gelombang pengungsi kedua berjumlah lebih banyak dipimpin sabahat Nabi bernama Usman bin Affan. Jumlah pengungsi ke dua berjumlah 82 orang.

Inilah disebut sebagai hijrah pertama dan hijrah kedua ke Yatsrib kemudian nama Yatsrib diubah nama menjadi Kota Madinah.

Inilah kota pertama didirikan Nabi bersama kaum muhajirin (pendatang) dari Mekkah dan kaum pribumi Yatsrib dinamai sebagai kaum Ansor (penolong Nabi).

Nama tempat semula Yatsrib kemudian diubah nama menjadi Madinah yang artinya Kota peradaban, kota Meteo polis, sebagai Ibu Kota Negara yang didirikan Nabi amuhammad bersama kelompok Umat agama lain yakni Kaum Yahudi, Nasrani dll.

MADINAH dari asal kata DIN artinya agama, awalan kata mim (ma) artinya nama tempat (isim makan) dalam tata bahasa Arab Nahwu-Shorof.

Jadi pengertian Kota Madinah adalah Kota dimana Nama Tuhan ditinggikan dan didalam kota Madinah masyarakatnya pluralistik (majemuk), beraneka ragam etnis, agama, golongan dan itulah negara pertama didunia yang sangat demokratis didirikan Nabi Muhammad SAW, namun perangkat sosial kala itu belum siap menerima sistem pemerintahan demokratis modern yang dibentuk Nabi sebagaimana diakui para peneliti ahli dari Barat misalnya Robert N Bella.

Muhammad sendiri sebagai Nabi (utusan Tuhan) sekaligus Kepala Negara bernama Negara Madunatil Munawwaroh.

Disini susah dipisahkan Muhammad sebagai Utusan Tuhan (Nabi) sekaligus Kepala Negara bernama Negara Madinah dengan konstitusi yang dibuat Nabi bersama kaum Yahudi, Nasrani, Ansor dan Muhkirin di Kota Madinah.

Itulah sebabnya dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dan negara, bagi Nabi Muhammad membentuk negara untuk hidup bersama meninggikan kesejahteraan hidup secara bersama sesuai kehendak alamiah atau kehendak baik seperti dikehendaki Tuhan.

Sekali lagi Ustadz atau pemuka agama dalam kebiasaan agama islam tidak mengenal pemisahan antara urusan pemerintahan dan agama walupun keduanya bisa dibedakan.

Sekian selamat beristrihat.



Sumber:Ismail Asso, 
Tokoh Agama Papua beralamat Pondok Pesantren Al Istiqomah Merasugun Asso, Walesi 2 Januari 2023

Post a Comment

Previous Post Next Post