Pacitan, Jawa Timur Metronewstv.com - Masyarakat Pacitan hadiri rutinan yang di selenggarakan setiap malam sabtu kliwon, dalam acara Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek yang bertempat di Masjid Al-Huda Peden, Ploso pada Jum'at, 13 Januari 2023.
Masyarakat yang hadir ini tak lain dari berbagai lingkungan sekitar maupun luar lingkungan tersebut.
Dzikir Ghofilin yaitu ritual dzikir yang diwariskan oleh KH. Hamim Jazuli atau yang dikenal dengan Gus Miek putra dari KH. Djazuli Utsman pendiri Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri Jawa Timur. Dzikrul Ghofilin yang berarti “Dzikirnya orang-orang yang lalai” ini berisikan rangkaian tawassul, shalawat, istighfar, tahlil, dan doa-doa.
Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek tersebut dijelaskannya terkait pusat lokasi secara detail oleh Muhammad Subhan Mujahid selaku Ketua pelaksana Anak Cabang Pacitan Kota.
"Kegiatan acara Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek yang ada di Pacitan kota, merupakan sebuah kegiatan dibawah pimpinan cabang panitia pelaksana kegiatan tersebut Koordinator Daerah (Korda) Pacitan yang bertempat di masjid Syekh Yahudo, Nogosari Kec. Ngadirojo Kab. Pacitan." Terangnya saat di wawancarai dari media wartawan metronewstv.com.
Selanjutnya ia pun menambahkan terkait acara rutinan yang diselenggarakan di pacitan, hingga jadwal rutinannya.
"Untuk Kegiatan Anak Cabang (Ancab) Pacitan tersebut, bertepatan di Masjid Al-Huda Peden, Ploso, Kec. Pacitan Kab. Pacitan. Sehingga, untuk acara rutinan tersebut dilaksanakan di lingkungan kota yang setiap "Malam Sabtu Kliwon" lebih tepatnya selama satu bulan sekali dalam kalender masehi." Katanya.
Dan ia juga menjelaskan secara gamblang terkait rutinan tersebut sudah berjalan selama satu tahunan. Dan menyampaikan pesan yang haturkan dari Gus Thuba.
"Untuk kegiatan tersebut sudah berjalan kisaran selama sekitar satu tahun sudah ada di Pacitan kota dan lebihnya tiga bulan, serta tempat sekretariatnya berada di depan masjid Al-Huda Ploso, dan kemudian seperti yang di dawuhkan murobbi Gus Thuba Maneges Topo Broto amaliah ini yaitu sebagai amaliah pelengkap, dari amaliah kita keahlusunnahan tidak lain merupakan amalan tambahan, sehingga amaliah seperti toriqoh akan tetapi mursyidnya hanya satu yaitu beliau Gus Miek," Imbuhnya.
Dzikir ini merupakan dzikir yang berisikan untaian kata seorang hamba yang memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wata’ala serta berkeinginan untuk memperbaiki diri dan perilakunya. Selain itu dzikir ini juga memuat untaian permohonan seorang hamba agar dikumpulkan bersama dengan golongan orang-orang pilihan Allah.
Kegiatan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek diikuti oleh ribuan jama’ah dari berbagai daerah baik di Jawa Timur, maupun dari luar Jawa Timur.
Moloekatan adalah istilah yang sering digunakan oleh Gus Miek ketika mengobrol bersama Gus Robert dan Mbah Dahnan Trenggalek.
Moloekatan dalam bahasa kuno yang artinya ibadah tirakat sederhana, namun cepat terbentuknya. Suluk pengikat dan pengangkat masalah problematis dunia dan akhirat.
Sedangkan Dzikrul Ghofilin adalah upaya mencari pegangan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Moloekatan sendiri merupakan terminologi kuno yang kerap dipakai Gus Miek untuk menyebut ibadah tirakat, ibadah yang murni atau suluk, yakni ibadah khusus yang mengikat dan mengangkat masalah dunia dan akhirat.
Cucu almaghfurlah KH. Hamim Djazuli (Gus Miek), Gus Thuba Topo Broto Maneges melanjutkan perjuangan ayahnya tersebut dalam dakwah Islam dengan memakai istilah Moloekatan Dzikrul Ghofilin Gus Miek.
Kegiatan diawali dengan khatmil Qur’an setelah jamaah shalat shubuh hingga Ashar. Kemudian acara inti dzikrul ghofilin dilaksanakan setelah jamaah shalat Isya.
Pembacaan dzikrul ghofilin tersebut dipimpin oleh Kiai Mukhoiri selaku dzuriah keturunan syekh yahudo yang sebelumnya diawali tawasul oleh Syaiful Rahman. Kemudian diakhiri dengan pembacaan syi'ir oleh Gatot Imam.
Kemudian, dia menutupnya dengan menyampaikan terkait jumlah jamaah yang hadir serta latar belakangya ikut acara tersebut dan harapannya dalam mengikuti kegiatan rutinan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek.
"Masyarakat merata se-pacitan kota walau belum banyak, sementara jamaah yang hadir paling banyak dari Ngadirojo utawi Lorok. Untuk jumlahnya terbanyak kisaran lima ratusan untuk setiap rutinanpun bervariatif. Latar belakang dalam mengikuti acara ini yaitu rata-rata ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Walaupun memang ada yang punya hajat khusus dari barokah Dzikrul Ghofilin ,karena dapat sembuh dari sakit atau masalah pribadi serta diberikan jalan keluar dan ada juga yang berharap Pacitan selamat dari prediksi bencana," Pungkasnya.***
Laporan: Jefri Asmoro Diyatno
Post a Comment