Ustadz Ismail asso:Nihilisme dan Agama


Jakarta,metronewstv.com Banyak saksi dan para ahli ilmu psikologi sosial mengakui bahwa manusia sesungguhnya tidak "betah", hidup lama-lama didunia ini, jika manusia tanpa mempunyai harapan atau tujuan hidup yang dilandasi oleh suatu sistem kepercayaan yang disebut mitologi atau agama. Tujuan itu sendiri tidak melekat pada benda tapi pada keyakinan, apapun keyakinan itu.katanya kepada wartawan (9/10/2022)

"Menurutnya,Manusia tidak akan pernah bisa bahagia, kalau hidup tanpa ada pegangan dan landasan, mitologi, betapapun palsunya mitos itu, ia memberi makna hidup bagi yang mempercayainya. Manusia, untuk itu butuh simbol, alamat, tanda, signal, untuk menghayati makna terdalam dari arti hidupnya untuk mengarahkan semua pengabdian hidup eternal (dunia). ujarnya,.

"Kebalikan dari tidak percaya adalah nihilisme, suatu kepercayaan juga, tapiBpercaya pada ketiadapercayaan. Nihilisme sesungguhnya oleh akibat pencerahan dan kepercayaan rasionalisme yang berlebih.

 Setiap yang tidak dilihat-buktikan bagi para rasionalis secular adalah mitos. Tokoh Nihilisme misalnya Albert Camus, atau Friedrich Nietzsche, tidak percaya Tuhan. Bahkan Nietzsche dalam pengumamannya bahwa, 'Tuhan telah mati'. Kita hidup bebas (tanpa Tuhan).

 Bahkan bagi Albert Camus hidup atau mati sama saja, atau mati sekarang atau nanti akhirnya mati juga. Baginya hidup hanya beban lebih baik mati sekarang, tanpa kepercayaan atau harapan masuk sorga atau takut neraka karena sepenuhnya dia tidak percaya akan eksistensi tempat itu. 

"Dia kemudian bunuh diri, karena sama saja tiada pengharapan mati nanti atau sekarang.

Dominasi ilmu dan tekhnologi di Barat dewasa ini sebagai akibatnya seculrisme (paham hanya percaya pada ilmu dan tekhnologi saja), menyebabkan orang Barat banyak yang kurang memperdulikan agama. Malahan modernisme sebagai piranti atau berhalaan baru bagi mereka adalah gejala umum. Mereka lebih banyak menganggap agama hanya urusan kuburan atau mati yang amat jarang di perhatikan, adalah problema tersendiri di Barat. 

"Berbeda dengan agama samawi (langit), abramic religian, yang pecaya sepenuhnya pada adanya Tuhan. Agama atau lebih tepat religi atau agama alam, bumi (ardhi), seperti Honai Kaneke, Hindu, Budha, Conghucu, Shinto juga mendasarkan kepercayaan terhadap obyek tertentu selainTuhan,

" Tuhannya agama samawi (Islam, Kristen dan Yahudi). Tapi agak aneh bahwa agama Shinto adalah agama tanpa konsep Tuhan.

Sumber Penulis:Ismail Asso
Penjaga Adat Budaya Lembah Baliem Jayawijaya Papua

Post a Comment

Previous Post Next Post