Jakarta,metronewstv.com NIKSON WETIPO dalam WAG (WashAppGroup); “Papua Island Community”, menyoroti sepak terjang atas berbagai komentar saya selama ini, lengkapnya saya lampirkan berikut ini.
Saya sengaja melanjutkan disini agar dibaca semua komunitas Papua dan saya ingin melampirkan cacatan ini sebagai jawaban saya terhadap komentarnya karena komentar sama beda redaksi juga sering disampaikan secara umum ditujukan kepada saya diberbagai tempat. Itu sebabnya catatan ini respon saya secara umum sengaja saya hidangkan disini. NIKSON Wetipo menulis sbb:
“Ismail Asso ingin dan berusaha untuk mau jadi TOKO yang DI KENAL dan TERKENAL oleh semua orang Papua, namun dia tidak dapat keinginannya itu.
Yang ke 2, di dalam Group Pic ini dan di group spirit jwy sy lihat ada saudara kita yang gelar nya seorang Hj dan Ustad banyak, tetapi mereka berdiam diri, karena mereka mengerti, tugas pokok mereka.
Mereka pasti sedang menilai Ismail asso yg selalu komentar banyak, mencari popularitas dirinya, jauh keluar dari gelar seorang Hj.
Mungkin Hj yg lain menilai bahwa, org wamena yg jd seorang Hj, model nya begini k menurut mereka mungkin demikian. Dalam 2 group ini komentar yg bp sampaikan banyak yg tdk menerima, jd lebih baik bp Hj Ismail Asso, saran sy fokus sj di pengajian" di tempat" Ibadahmu.
Salam hormat🙏”.
***
Coba bisa dibayangkan jka mengikuti dan lihat disemua group Papua semua orang serang dan memaki-maki sampai-sampai saya dianggap bukan Ustadz bukan Haji bukan tokoh Papua sebagai kaki tangan Jakarta dan seterusnya.
Saya terima dan tadah respon sebisanya dan mungkin saya salah satu figur Papua yang paling dimusuhi mereka saat ini. Padahal saya hanya menagakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar (menyerukan kebaikan dan mencegah keburukan).
SAYA BUKAN APA DAN TIDAK SIAPA
Insya Allah dalam waktu dekat saya mau menerbitkan otobiografi agar anda tahu dan kenal saya. Kalau anda tidak kenal saya berarti anda tidak kenal diri anda.
Ada banyak hal yang saya mau sampaikan tapi tidak perlu. Insya Allah saya tidak RIYA. Pertanyaanya adalah:
RIYA
Riya asal kata dari ro’a- Yaro-ruyan-wa ru’yatan. Artinya Pamer, atau menonjolkan diri agar diakui orang lain.
Kedua: ‘Ujub: kata ujub satu akar kata dari ajaib. Artinya sifat seseorang yang selalu membanggakan diri.
Dari dua sifat diatas sadar tidak sadar sebagai manusia biasa, semua orang, siapa saja, kita semua, tanpa menyadari bisa melakukannya baik sengaja maupun tak sengaja, sadar tanpa sadar.
Sehingga orang yang teliti bisa menghukumi (menjustifikasi) orang lain atau sesama memiliki dua sifat tidak pantas malah tercela diatas. Antara sifat Ujub dan Riya beda tapi jenis dan tempat munculnya sama penyakit hati manusia.
Pengertian “Riya” sendiri adalah pamer. Pamer kekayaan, pamer kepintaran, atau singkatnya pamer sesuatu yang intinya agar orang lain puji dia, akui dia, angkat dia, atau dia sengaja buat begitu agar orang lain sesamanya merasa kalah atau tak memiliki seperti dirinya.
Tentu saja sifat ini secara umum tidak terpuji, tidak pantas dilakukan karena itu dalam agama Islam yang saya pelajari hukumnya haram (dosa).
Secara naluriah jadi secara alamiah sejatinya manusia siapapun kita manusia, secara kemanusiaan sifat seperti itu tercela, penyakit hati, tidak mulia karena itu tidak saja pantas, tapi karena sesungguhnya semua manusia itu terbatas dalam segala hal dan itu sebabnya kita harus menjauhkan diri dari sifat “pamer” atau “RIYA.
Jika ada pengamatan atau penilian seseorang (Nikson Wetipo) diantara sesama kita terhadap saya seperti itu (memamerkan diri) (semacam pamer diri agar dianggap Tokoh) bisa saja bahkan sangat mungkin terjadi, baik itu sengaja maupun tak sengaja. Hal itu wajar sebagai manusia yang pada dasarnya tak luput dari sifat lupa dan salah.
Namun demikian teguran atau koreksi @nikson wetipo sangat terpuji karena mengingatkan an harus saya terima sebagai masukan bersifat kontruktif.
Dia bermaksud baik mengingatkan saya yang intinya bahwa keseluruhan manusia apapun dia dan bagaimanapun siapa kita sudah melekat, ada dalam diri seseorang, penyakit hati (riya dan ujub) selalu sudah muncul sifat seperti itu agar dikenal, populer, dianggap TOKOH atay diakui seperti itu.
Hal ini selalu bisa terjadi pada siapa saja tanpa kita menyadari akan hal itu karena pada dasarnya manuaia itu makhluk lupa dan salah.
“Al insaanu makaanul khotho’ wan nisyaan”, Artinya: Manusia itu tempat letaknya salah dan lupa”.
Kata insan atau manusia maknanya lupa atau salah. Kalau manusia tak pernah salah dan lupa sebaliknya selalu benar terus itu bukan manusia tapi Malaikat.
Malaikat yang pernah protes ketika Tuhan ciptakan Adam jadi Kholifah (pemimpin) dimuka bumi (kita semua anak cucu Adam), Tuhan kutuk dan usir Malaikat yang tidak mau tunduk dan taat pada Nabi Adam diusir dari Sorga menjadi IBLIS bukan?
Dalam konteks penilian atas perilaku dan sifat saya ini yang dinilai Saudara @nikson wetipo saya ucapkan Terimakasih karena dia mengingatkan dan itu sangat positif agar saya sadar dan menurutnya mungkin saya tak terkendali promosi diri agar diakui sebagai Tokoh secara berlebihan melampaui batas kemanusiaan wajar.
Hanya satu hal disini Pak@nikson wetipo tidak kenal saya adalah bahwa dia menyebut saya HAJI. Padahal saya belum pernah naik Haji ke Mekkah. Demikian dia anggap Ustadz juga awalnya bukan saya sendiri tapi orang lain yang panggil duluan begitu dan mempopulerkan saya sebagai Ustadz.
Tapi peringatannya saya menerima dengan positif dan saya harus mengucapkan terimakasih disini karena dia mengingatkan agar saya tak berlebihan (perlu) promosikan diri dimedsos atau group agar terkenal atau dianggap TOKOH secara berlebihan.
Kedua: penjelasan kata ‘ujub atau dalam bahasa sehari-hari ajaib (jamak/ plural) meng-heran-kan, diluar akal sehat, diluar nalar, membanggakan diri, pada prinsipnya diharamkan agama karena tidak yang pantas membanggakan diri pada sesama kecuali hanya Tuhan.
Dalam sehari seorang muslim ada kewajiban menunaikan sholat lima waktu (ibadah) sesuai waktu ditentukan seperti diketahui umum dari Suara Azan Mesjid menunjukkan waktu sholat umat Islam sudah tiba.
Selama ini tanpa sadar dan karena lupa mungkin bisa saja kita semua bisa terjerumus sehingga sering membanggakan diri. Alasan misalnya karena faktor status sosial, jabatan, pangkat, dll.
Atau tanpa sadar Wilyah secara Adat dari Kali (sungai) Baliem sebelah gunung HERAEWA sampai UELESI adalah WILAYAH ADAT KELUARGA BESAR ALIANSI ASOLOKOBAL DAN SAYA DIDALAMNYA.
Assolokobal sendiri didalamnya terdiri dari beberapa Sub klen Asotipo, Mulac-Tipo-Asso-Lokobal, Asso-Tapo, Wuka-Tapo, Lani-Matuan, Meage-Tapo, Lani-Tapo, Lani-Lokobal, Yelipele -Elokpere, Kuan-Tapo, Asso-Lipele, Mulac - Lokobal dll.
Dalam berbagai kesempatan saya sering bangga bahwa keluarga besar kita punya kekerabatan wilayah sangat luas dan itu merupakan warisan leluhur yang patut kita banggakan bersama sebagai manusia Lembah Baliem Asli.
Namun demikian agama (Islam) memgingatkan agar keturunan siapa kamu tak boleh dibanggakan karena kemulian seseorang bukan karena warisan tapi karena usaha, ketaatan (TAQWA), kepada Tuhan Pencipta beserta seluruh isinya termasuk manusia. Yang itu berarti kita semua, anda dan saya yang sedang membaca tulisan ini.
Kesimpulannya apa yang diingatkan saudara @nikson wetipo soal kecenderungan sifat dan kebisaan itu dinilainya sebagai berusaha untuk mau jadi TOKOH (anda salah tulis bukan TOKO tapi pakai H tulisan benarnya TOKOH, tanpa H pengertiannya semacam Kios, Super Market atau tempat orang jualan berbagai kebutuhan sehari-hari seperti rokok, gula, kopi, minyak, garam, vetsin dll).
Mungkin @nikson wetipo menangkap kesan seperti itu tapi itu sepenuhnya penilaian subyektivitas seseorang silahkan saja dan boleh bebas menilai saya seperti itu.
Bagi saya penyakit hati seperti “UJUB” (membanggakan diri) “RIYA” pamer diri, atau pamer kelebihan seseorang kepada orang lain agar dipuji itu boleh (bisa) terjadi tanpa disengaja pada siapa siapa saja kita semua.
Tapi penyakit hati semacam itu dalam agama Islam hukumnya dosa karena haram (dilarang) agama manapun semua agama.
Islam menjagarkan kerendahan hati (tawadhu’) dan memgganggap tercela bagi orang-orang yang memiliki sifat tinggi hati, angkat diri, gila pujian, ingin diakui sesama dan selamanya dilarang karena dalam Islam yang Maha sempurna hanya TUHAN.
Makanya kalau setiap sholat menyebut seorang muslim selalu bertakbir (membesarkan) dengan ucapan ALLAHU AKBAR artinya: “Hanya Tuhan yang Maha Besar”. Kata Allahu Akbar, mengandaikan yang Maha Besar dan Maha Luar Biasa itu hanya Tuhan selainnya (makhluk semuanya terbatas) tidak hebat.
Dihadapan TUHAN siapapun kita manusia apapun jabatan, predikat, pangkat, keturunan darah biru, profesi, kekayaan dan lain sebagainya hanya menempel dan sifatnya tidak hakiki dan abadi.
Keyakinan dan pengajaran dalam agama Islam yang pernah saya dengar manusia yang paling mulia perilaku itu hanya ada pada diri NABI MUHAMMAD SAW.
Nabi Muhammad SAW dianggap manusia yang punya sifat mulia dan kami sebagai pengikut ajarannya wajib mengikuti, menteladani, mencontoh, karena perilaku Nabi Muhammad SAW bersumber dari Al Qur’an atau kalau dibalik, Kitab Suci Al-Qur’an adalah sumber akhlaq Nabi Muhammad SAW yang itu wajib ditiru seorang muslim, wajib diteladani, wajib untuk dipercaya dan diikuti seorang muslim siapapun dia sebaga pengikut Nabi Muhammad SAW.
Mengapa? Alasannya ini: Ada empat sifat Nabi yang sangat terkenal diakui seluruh penjuru umat manusia didunia khususnya muslim untuk meneladani 4 (empat) sifat Nabi sbb:
Pertama, Sifat Amanah.
Amanah adalah kepercayaan. Nabi Muhammad dapat dipercaya dan menunaikan amanat kepercayaan dalam soal apapun.
Kedua: Sifa Tablihg; Menyampaikan kebenaran. Sebagai seorang Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad SAW punya sifat menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Beliau tak sembunyikan kebenaran dan informasi kebaikan kepada sesama.
Ketiga: Sifat Shiddiq; Artinya Benar. Nabi Muhammad SAW punya sifat Shiddiq yakni benar dan itu terbukti benar informasinya. Nabi tidak menyampaikan sesuai berita bohong apalagi hoax tapi apa yang di sampaikan kebenaran bersumber dari sumber KEBENARAN yakni TUHAN.
Terkahir Sifat Keempat Nabi adalah FATHONAH artinya cerdas.
Nabi Muhammad SAW itu sebenarnya dikenal sebagai UMMI yang artinya buta huruf tidak bisa baca tulis. Tapi karena dia manusia pilihan TUHAN punya kecerdasan diatas rata-rata umat manusia dan diatas segala para NABI dan para RASUL terdaulu.
Sebagai pengukut Nabi Muhamamd SAW dan Ustadz yang tiada lain juga ulama dikatakan sebagai pewaris Nabi (Al ‘Ulamaa u Warosatul ambiya: ‘Para ulama (Ustadz) adalah pewaris Nabi).
Maka saya senantiasa sudah harus menyampaikan sesuatu tulisan dan informasi harus benar jujur, bisa dipercaya tidka sembunyikan kebenaran menyampaikan apapun secara terbuka dan seterusnya diuraikan empat sifat Nabi diatas.
Karena itu tuduhan demikian boleh dan baik karena memgingat agar saya introspeksi diri, dan memperbaiki kecenderungan sifat rendah dan buruk sperti itu karena memang itu dosa.
Namun demikian selama ini saya tidak punya niat apalagi bermaksud jadi TOKOH tapi orang lain menganggap saya TOKOH tanpa saya sadari pengakuan orang lain terhadap saya.
Terlalu banyak yang ingin saya sampaikan untuk menjawab teguran dan mengingatkan saya atas berbagai sepak terjang saya selama disini tempatnya terbatas saya cukupkan disini.
Sebelum mengakhiri saya ingat bahwa kemulian dan pengakuan itu hadir begitu saja secara alamiah karena dua hal. Sebagaimana didalam Kitab Suci Al-Qur’an Surat Al-Mujaddalah. Ayat:11 berbunyi sbb:
“Yarfa’illahulladziina aa’manuu minkum walladziina uuutul ‘ilma darijaat”.
Artinya: Allah (Tuhan) mengangkat derajat (kehormatan/kemulian) orang-orang beriman (percaya) dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS: Al Mujaddalah: 11).
Ayat ini sangat jelas bahwa kemulian dan kehormatan seseorang itu muncul karena dia punya kepercayaan dan keyakinan yang kokoh dan kuat terhadap kepercayaan itu pada Tuhannya dan orang-orang yang tahu atau diberi ilmu pengetahuan.
Ini berarti ketokohan dan pengakuan akan ketokohan seseorang bisa muncul pada siapapun kita manusia jika seseorang orang percaya (The self of confident) dan ditunjang oleh sedikit pengetahuan yang itu yang orang lain akui bukan sebalikya angkat diri sendiri supaya dipuji, diakui atau minta pengakuan.
Sekian!
Terimakasih semoga anda menyimak dan membaca smua dari atas hingga diakhir kesimpulan.
Ismail Asso Bukan TOKOH dan Bukan USTDZ apalagi Bukan HAJI karena Memang Belum Naik HAJI
Laporan: Muis
Post a Comment