Sistem pengajaran Pendidikan Papua Jauh Terbelakang Paling Terbelakang

 
Jakarta,metronewstv.com Hal ini dapat dianalisis dari berbagai komentar didalam berbagai sosialita perkembangan sosial politik budaya dan agama di Papua dewasa ini.

Kebanyakan anggota WathApp (WA) Group di seluruh group Papua yang saya pantau hanya ada satu group yang penghuninya profesional yaitu group The Spirit of Papua, selebihnya hampir semua -tidak hanya para mahasiswa- sarjana tapi juga para pejabat publik Papua, sebagai penghuni WAG tidak lebih sedikit menujukkan gejala ciri keprihatinan khusus berikut ini:

1. Jadi intelektual asal-asalan
2. Jadi sarjana asal-asalan 
3. Lulusan sarjana asal-asalan
4. Dari kampus asal-asalan
5. Dari guru SD, SMP, SMA asal-asalan
6. Dari dosen dan guru asal-asalan
7. Pengajaran asal-asalan
8. Kurikulum asal-asalan
9. Fasilitas sekolah asal-asalan
20. Hasilnya jadi sarjana asal-asalan

Tidak bisa membaca, menulis dan mengeja huruf secara tepat teliti tapi secara asal—asalan karena tak sesuai kaidah-kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 

Contoh:

   1. Toko dan Tokoh 
   2. Bedah dan beda
 3. Mudah dan muda

Sepintas bunyi tiga kata diatas sama tapi maknanya sangat beda sama sekali. 

Yang lebih parah lagi dari serapan bahasa asing. Sekalipun bisa dimaklumi karena bahasa asing, namun kesalahannya sangat tidak tertolong karena bukan saja menyalahi kaidah penulisan melainkan penuoisannya sangat jauh berbeda dari makna kata serapan bahasa asing. Karena setiap penulisan bahasa dimedia mapun surat resmi oleh kalangan aktifis Papua sering menulis kata: STATEMEN dengan STEGMEN. Yang artinya pernyataan sikap oleh sebuah lembaga atau oleh kelompok.



Kesimpulannya perlu perbaikan seluruh infrastruktur sistem pengajaran, guru, sarana gedung, kurikulum, alat peraga dan yang terpenting dan paling mendasar adalah tenaga guru-guru prosional lulusan terbaik dalam dan luar negeri perlu diperhatikan kedepan guna membenahi sistem pengajaran diseluruh Papua untuk mendapat hadil output yang berkualitas mumpuni dan berdaya saing tinggi baik ditingkat lokal nasional dan internasional

Demikian rekomendasi saya bagi penggiat pendidikan Papua tidak hanya bisa mendiskusikan tapi langsung eksekusi langkah-langkah konkrit di era Otonomi khusus Papua dewasa ini.

Demikian secara singkat saya sampaikan disini. Terimakasih.

Koya Koso 24 Oktober 2022

Ismail Asso 
Aktifis dan Pemerhati pendidikan Papua

Post a Comment

Previous Post Next Post